Mobil Listrik BYD – Pabrik produksi BYD yang berlokasi di Subang, Jawa Barat, dijadwalkan akan selesai pembangunannya pada akhir 2025. Setelah rampung, pabrik ini akan memulai produksi mobil listrik BYD seperti Dolphin, Atto 3, Seal, dan M6 pada awal 2026.
“Sementara ini secara pembangunan sudah berjalan dan tetap on track karena komitmen kita dengan pemerintah harus selesai di akhir 2025,” ujar Luther T. Panjaitan, Head of Marketing, Public & Government Relations PT BYD Motor, dalam wawancara di Shenzen, China, Rabu (28/11).
Langkah BYD ini merupakan bagian dari upaya mereka untuk mematuhi Peraturan Presiden (Perpres) No.79/2023, yang merevisi Perpres No.55/2019. Peraturan ini mengatur percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle) untuk transportasi jalan di Indonesia.
Dengan pabrik ini, BYD tidak hanya mendukung percepatan program kendaraan listrik di Indonesia tetapi juga memperkuat komitmen mereka terhadap lokalisasi produksi. Hal ini diharapkan dapat mempercepat adopsi kendaraan listrik sekaligus memberikan dampak positif pada ekonomi lokal.
Produksi di Subang akan menjadi tonggak penting bagi BYD dalam menghadirkan kendaraan listrik berkualitas tinggi yang lebih terjangkau untuk pasar Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.
Lokalisasi Produksi BYD di Indonesia: TKDN dan Produksi Komponen Pendukung
Dalam mendukung regulasi pemerintah Indonesia, BYD akan mengikuti ketentuan yang mencakup insentif pajak untuk impor mobil listrik completely built-up (CBU) dengan minimal Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen mulai tahun 2026.
“Kendaraan yang boleh diimpor ke Indonesia adalah kendaraan yang akan diproduksi atau minimal spesifikasinya sama atau di atasnya. Contohnya, jika saya impor Seal, saya bisa produksi Seal, atau bahkan model di atasnya, mungkin Denza,” jelas Luther T. Panjaitan, Head of Marketing, Public & Government Relations PT BYD Motor.
Pabrik BYD di Subang tidak hanya akan merakit mobil listrik secara lokal tetapi juga dirancang untuk memproduksi berbagai komponen penunjang lainnya. Langkah ini menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung lokalisasi dan memperkuat rantai pasok kendaraan listrik di Indonesia.
Ketika ditanya apakah pabrik tersebut akan memproduksi komponen baterai, Luther belum memberikan jawaban pasti. Ia hanya menjelaskan bahwa pabrik BYD di Subang memiliki potensi untuk memproduksi berbagai komponen tertentu di masa mendatang.
Dengan strategi ini, BYD tidak hanya mematuhi regulasi TKDN tetapi juga memperkuat posisi mereka sebagai pemain utama dalam industri kendaraan listrik di Indonesia, sekaligus berkontribusi pada perkembangan ekosistem EV di Tanah Air.
BYD Perluas Jejak di Indonesia dengan Pabrik dan Pusat Penelitian Baru di Subang
BYD Motor Indonesia sedang mempersiapkan fasilitas produksi besar-besaran di Kawasan Industri Subang Smartpolitan, Jawa Barat. Pabrik ini akan dibangun di atas lahan seluas 108 hektare dan dijadwalkan mulai beroperasi pada awal 2026.
“Sementara ini master plan kita untuk kendaraan. Tapi tidak menutup kemungkinan untuk potensi produksi lainnya juga. Mungkin di dalamnya komponen-komponen tertentu,” ujar Luther T. Panjaitan, Head of Marketing, Public & Government Relations PT BYD Motor Indonesia.
Selain memproduksi kendaraan listrik, pabrik ini juga dirancang untuk mendukung berbagai aktivitas penting lainnya, seperti penelitian dan pengembangan (R&D) serta pelatihan tenaga kerja. Langkah ini menunjukkan komitmen BYD untuk tidak hanya menjadi pemain utama di industri kendaraan listrik Indonesia tetapi juga menciptakan ekosistem yang mendukung perkembangan teknologi di Tanah Air.
Proyek ini diresmikan melalui kerja sama antara PT BYD Motor Indonesia dan pengembang kawasan, PT Suryacipta Swadaya, dan lokasinya dinilai strategis karena berjarak hanya sekitar 55 kilometer dari Pelabuhan Patimban, sebuah pusat logistik utama di Jawa Barat.
Dengan fasilitas produksi dan R&D ini, BYD tidak hanya memperkuat posisi mereka di pasar kendaraan listrik tetapi juga mendukung visi Indonesia sebagai hub kendaraan listrik di Asia Tenggara.
Baca juga artikel kesehatan lainnya.